BAGIAN TIDAK TERPISAH DARI IMAN
"CINTA TANAH AIR"
BAGIAN TIDAK TERPISAH DARI IMAN
Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing atau Tugu Bundaran Untan oleh warga setempat, merupakan sebuah monumen yang terletak di Bundaran Universitas Tanjungpura, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak.
Monumen yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing yang berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Penggunaan warna merah-putih ini menjadikan sebagian warga menganggap monumen ini lebih mirip lipstik daripada bambu runcing. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini sehingga berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan saat ini.
Monumen ini didirikan sebagai peringatan atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat islam di Kalimantan Barat, yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka akan memicu pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan. Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat pembuangan di Boven Digoel dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor
Sebagai mahasiswa Bina Sarana Informatika Pontianak, kami merasa tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menjaga kebersihan Taman Digulis. Taman ini tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga simbol keindahan dan keramahan kota Pontianak bagi setiap pengunjung.
Komitmen kami dalam memelihara kebersihan taman ini tercermin dalam aksi nyata yang kami lakukan Bersama-sama kelompok kami , kami bekerja untuk menjaga taman tetap bersih dan teratur dengan mengadakan kegiatan membersihkan, mengawasi tempat sampah, dan menyediakan edukasi kepada pengunjung mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Tidak hanya itu, kami juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan dengan melakukan wawancara dengan beberapa pengunjung ditaman Digulis Pontianak, Dengan cara ini kelompok kami berharap bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi semua orang.
Dalam perjalanan kami memelihara keindahan Taman Digulis Pontianak, kami menyadari bahwa kebersihan bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga tertentu, tetapi adalah tanggung jawab bersama kita semua sebagai warga Pontianak. Dengan demikian, mari bersama-sama berkomitmen untuk terus menjaga taman ini sebagai aset berharga bagi kota dan generasi mendatang.

Komentar
Posting Komentar